SANDI AMBALAN CANDRA BIRAWA PADMA PERTIWI

Selasa, 17 Mei 2011

KUISI JIWAKU DENGAN IMAN KEPADA ALLAH
KUBUKA HATI, MATA, TELINGA DAN TANGANKU
UNTUK SELALU MENGERTI, MEMAHAMI DAN
MEMBANTU SESAMA

KUJAGA TUTUR KATA DAN PERBUATANKU
AGAR TERBENTUK AKHLAK YANG MULIA
MENCINTAI DAN MELESTARIKAN ALAM
ADALAH BAGIAN DARI HIDUPKU

KUUKIR PRESTASIN DENGAN TINTA EMAS
KUCIPTAKAN PELITA UNTUK KELUARGA
ORGANISASI, MASYARAKAT DAN BANGSAKU

TAQWA KEPADA ALLAH, BERSAHAJA,
JUJUR, SANTUN, CINTA SESAMA, TERUS BERKARYA,
DISIPLIN, BERANI MENANGGUNG RESIKO ,
SELALU BERORIENTASI KE MASA DEPAN

MENGUASAI IPTEK ADALAHNAFAS HIDUPKU

Read more...

Pertolongan Pertama KRABC

Rabu, 04 Mei 2011


Urutan dalam melakukan pertolongan adalah KRABC (Keselamatan, Respon, Air Way control, Breathing support, dan Circulation)
Penolong tidak memberikan pertolongan jika membahayakan jiwa penolong sendiri.
Langkah-langkah dalam lomba
  1. Keselamatan
1.       
    • (Tiba di TKP) Menanyakan “apa ada yang butuh bantuan”?
    • Kronologi?
    • Perkenalan
    • Sambil memakai APD (Alat Pelindung Diri, yaitu : sarung tangan dan masker), bagaimana keselamatan tim, penolong dan korban? if yup
    • Minta izin menolong
    • Apa ada peralatan pertolongan? If yup
  • Apa saja?
  • Bisa dipindahkan? If yup
1.       
    • Ada yang menghambat? If yup
1.       
    • Apakah ada bahaya kelanjutan?
    • Minta bantuan : “Tolong panggilkan ambulance atau tim kesehatan!”
    • Jika sudah aman
  1. Berikan Respon
  • Respon Awas? If no
  • Respon Suara? If no
  • Respon Nyeri? If no
  1. Laksanakan Pengecekan
  • Apa ada cidera spinal (leher)? If no
  • Untuk membuka jalan nafas, saya akan melakukan Air way dengan teknik tekan dahi dan angkat dagu
  • Untuk memastikan apakah korban bernafas, saya akan melakukan LDR (Lihat, Dengar, dan Rasakan. Dengan posisi pipi ke mulut, telinga ke hidung dan pandangan mata ke dada.)
    • Apa ada gerakan dada? If no
    • Apakah ada desah? If no
    • Apakah ada hembusan? If no
  1. Tiupan Spontan
(Karena tidak ada nafas) Saya akan berikan bantuan tiupan spontan sebanyak 2x dalam 10 detik pertama
  • Sebelumnya, apakah ada sumbatan di mulut?
  • If yup ; ambil sumbatan dengan teknik sapuan jari. If no
  • (Fu…Fu…)
  • Apa nafas masuk?
  • If no ; curigai ada sumbatan di mulut atau saluran pernafasan. Jika sumbatan terletak di mulut, ambil sumbatan dengan teknik sapuan jari. Tetapi jika sumbatan terletak di saluran pernafasan lakukan Hemlik Manouver (pijat perut yang dilakukan sebanyak 6x pada daerah antara pusar dan titik kompresi). Kemudian lakukan tiupan spontan ke 2.
  • If yup ; Tanyakan apakah ada nadi*? (Sambil mempraktikkan memeriksa nadi pada daerah karotis/leher). If no
*ada nafas pasti ada nadi
  1. RJP & Nafas Buatan
  • (Karena tidak ada nadi) Saya akan melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP), dengan mencari titik kompresi yaitu pada pertemuan 2 tulang rusuk di taju pedang, ditambah 2 jari. Kemudian tangan diletakkan dan dikunci. Saya akan melakukan RJP sebanyak 5 siklus @ 30x pijatan dan 2x tiupan dengan kedalaman 4-5 cm dan kecepatan 80-100 dalam 2 menit.
  • RJP saya mulai. Hitungan:
1 2 3 …8 9 1, 1 2 3 … 8 9 2, 1 2 3 … 8 9 3. Fu…Fu…à 1 siklus.
  • Lakukan RJP (mulai dari mencari titik kompresi) sampai 5 siklus selesai. Tetapi jika dalam melakukan RJP tiba-tiba korban tersedak atau terbatuk, RJP harus dihentikan!
  • Tanyakan apakah ada nadi?
  • If no ; Lakukan RJP 5 siklus lagi. Dan kalau masih tidak ada nadi, lakukan 5 siklus lagi.
  • If yup ; Tanyakan apakah ada nafas? If no
  • (Karena tidak ada nafas) Saya akan berikan nafas buatan sebanyak 12 x dalam 1 menit (1 x dalam 5 detik)
  • Hitungan :
Fu 1 2 3 1 Fu 1 2 3 2 Fu 1 2 3 3 Fu … Fu 1 2 3 6 (ulangi 1 x lagi)
  • Jika tidak ada nafas, tanyakan apakah ada nadi? Jika tidak ada nadi, lakukan RJP lagi. If yup,
  1. Cek Tanda Vital
Saya akan melakukan cek tanda vital selama 15 detik, meliputi :
  • Nadi. Periksa pada karotis kemudian tanyakan jumlah dan kualitasnya. (Jumlah nadi normal untuk dewasa adalah 60-90 x per menit)
  • Nafas. Tanyakan jumlah dan kualitasnya (Jumlah nafas normal untuk dewasa adalah 12-20 x per menit).
  • Suhu. (Jika suhu sama dengan penolong (36-37 derajat celcius) maka korban normal, tetapi jika sama dengan ruang/lingkungan berarti korban meninggal)
  • Kelembapan.
  • Pupil mata. Simetris?
  1. Cek Fisik/Sekunder
  • Saya akan melakukan cek fisik/sekunder untuk menemukan adanya PNLB (Perubahan bentuk, Nyeri, Luka, dan Bengkak).
  • Apakah ada PNLB di…[ Kepala, rambut bawah, mata, telinga, hidung, mulut, leher (bila di kepala dan leher tidak ada luka, maka kepala dimiringkan untuk memperlancar jalan nafas), bahu, tulang selangka, dada, perut, pinggul (digoyang-goyang), tungkai atas (paha), lutut, tungkai bawah (betis), pergelangan kaki, telapak kaki, punggung kaki, WPK jempol kaki, GSS (Gerak=gerakin aja, Sensai=cubit aja, Sirkulasi=cek nadi pada kaki) ], bagian tangan ; [ lengan atas, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, punggung tangan, telapak tangan, WPK jempol tangan, GSS.]
  • Bila tidak ditemukan adanya PNLB, maka tubuh korban dimiringkan untuk mengecek tulang punggung.
  • Bila dijumpai gejala dan tanda PNLB : lihat materi “Pembalutan & Pembidaian”.
  • Bila tidak ada kelainan/cidera (normal), maka tubuh korban dimiringkan stabil. Dan jangan lupa, lakukan cek berkala selama 15 menit sekali untuk korban tidak parah dan 5 menit sekali untuk korban parah. Pengecekan yang dilakukan samadengan pengecekan tanda vital. Kemudian rujuk korban untuk dibawa ketempat medis. Dan buat laporan.

Read more...

Bivak

Selasa, 22 Maret 2011

Bivak tempat berteduh dan bermalam di belantara. Sepintas lalu memang terkesan seadanya. Membuat tempat perlindungan jadi penting ketika terjadi hal-hal darurat. Padahal, bivak tak hanya dibuat ketika darurat saja, tetapi juga dipakai pada saat membuat camp sementara. Faktor kenyamanan juga turut berbicara di sini. Pastinya, membuat bivak tidak ada bedanya dengan kita membuat rumah dalam kehidupan sehari-hari. Dan jangan lupa, sering-sering berguru pada masyarakat lokal dan suku-suku di pedalaman.


Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan ketika kita memutuskan untuk membuat bivak, yaitu jangan sekali-kali membuat bivak pada daerah yang berpotensi banjir pada waktu hujan. Di atas bivak hendaknya tak ada pohon atau cabang yang mati atau busuk. Ini bisa berbahaya kalau runtuh. Juga jangan di bawah pohon kelapa karena jatuhnya kelapa bisa saja terjadi tiba-tiba.

Di daerah tempat kita akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Kita juga perlu perhatikan bahan pembuat bivak. Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik, sebab semuanya akan menentukan kenyamanan.
Menurut N.S. Adiyuwono, seorang penggiat alam terbuka, bahan dasar untuk membuat bivak bisa bermacam-macam. Ada yang dibuat dari ponco (jas hujan plastik), lembaran kain plastik atau memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti daun-daunan, ijuk, rumbia, daun palem, dan lainnya. Tapi yang paling penting, kesemua bahan dasar tadi sanggup bertahan ketika menghadapi serangan angin, hujan atau panas.

Selain bahan yang bermacam-macam, bentuk bivak pun amat beragam. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan. Tak harus berbentuk kerucut atau kubus, modelnya bisa apa saja. Ini amat bergantung pada kreativitas kita sendiri. Membuat bivak merupakan seni tersendiri karena kreasi dan seni seseorang bisa dicurahkan pada hasilnya.

Sebagai contoh, o­ne man bivak. Pembuatannya dengan menancapkan kayu cagak sebagai tiang pokok yang tingginya sekitar 1,5 meter. Letakkan di atasnya sebatang kayu yang panjangnya kira-kira dua meter. Ujungnya diikat kuat yang biasanya memakai patok. Lalu sandarkan potongan kayu yang lebih kecil di atasnya, yang berfungsi untuk menahan dedaunan yang akan jadi atap ”rumah” kita.

Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua, Adiyuwono mewanti-wanti agar kita bisa memastikan tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya.

Kita juga bisa memanfaatkan tanah berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat-tempat tersebut tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan-bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di muka pintu masuk. (SH/bayu dwi mardana)


E. Perlindungan Dalam Keadaan Survival / Shelter (Bivak)

Bivak adalah tempat perlindungan sementara dari dalam keadaan kritis atau darurat dalam suatu perjalanan atau pengembaraan. Tujuan membuat perlindungan adalah nyaman dalam keadaan darurat untuk melindungi dari faktor alam dan lingkungan.
hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan bivak:
• Usahakan dirikan bivak di daerah yang datar
• Perhatikan arah mata angin
• Bagian yang berlubang pada bivak letakan dalam posisi bersilang dengan arah mata angin
• Jangan mendirikan bivak di daerah yang cekung
• Jangan mendirikan bivak di dekat aliran sungai, tapi harus dekat dengan sumber air.
• Jangan dirikan bivak di dekat pohon yang sudah mati walaupun ia masih berdiri tegak
• Bivak jangan sampai bocor
• Jangan telalu merusak alam sekitar
• Terlindung langsung dari angin
• Bukan berada dilintasan binatang buas

ada beberapa macam bahan pembuatan bivak.Secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu :
1. bivak alam : pohon (pucuk), daun-daun, gua (lubang)
2. bivak moderen (ponco)
jenis-jenis bivak yang dapat dibuat :
1. Bivak standart adalah bivak yang dengan tali diikat dan di rentangkan antara dua pohon pada sisisnya kemudian di atasnya ditaruh parasut.
2. Bivak sisi terbuka yaitu dengan cara meronpakkan batang-batang kayu dan daun-daun pada sisinya yag masih terbuka di atasnya. Daun-daun, ranting-ranting kecil di gunakan agar bivak hangat.

Read more...

HUT Ambalan

Selasa, 08 Februari 2011

Salam Pramuka!
      Hai Pembaca! Kali ini Web SMANCA akan diisi oleh ekskul yang nggak kalah eksisnya dibanding ekskul-ekskul lain, coba tebak ekskul apa itu? Yups, kali ini kita menampilkan ekskul Pramuka. Yang baru kemarin-kemarin menggelar HUTnya yang ke-26. Mari kita simak...
      Pada acara HUT Ambalan ini dimulai dengan adanya pra-acara, yang dilaksanakan dengan upacara pembukaan dilapangan upacara. Lalu dilanjutkan dengan pembakalan survivel yaitu teknik pramuka, diantaranya morse dan semaphore. Setelah itu dilanjutkan acara pengenalan PPPK, dan dilanjutkan kembali dengan sebuah acara inti. Dalam acara inti diawali dengan Pembukaan, Adat Ambalan, Sambutan-sambutan, Pemotongan Tumpeng, Istirahat, dan Penutupan. Acara ini dihadiri oleh 22 peserta. Diantaranya: Pembina pramuka SMANCA, Kakak Alumni, Kakak kelas XII(Purna Ambalan), Dewan Ambalan Kelas XI, dan Adik-adik Kelas X.
       Kegiatan ini berlangsung dihari sabtu, 29 Januari 2011. Yang dimulai pada pukul 14.30-20.00WIB. Namun, acara intinya berlangsung pukul 18.00-20.00WIB. Konon kegiatan tersebut diselenggarakan guna mempererat tali persaudaraan dalam keluarga besar pramuka Candra Birawa Padma Pertiwi dan untuk memperingati kembali lahirnya Ambalan yang ke-26 tahun. Dalam HUT Amabalan ini mameilih beberapa tempat untuk melangsungkan kegiatan yang penuh makna tersebut. Diantaranya:
     1. Di Lapangan(Pembekalan survivel tentang teknik pramuka)
     2. Di Ruang-ruang kelas(pembekalan tentang PPPK)
     3. Di Laboratorium Seni(Acara inti)
      "Agar mengenang kembali kelahiran ambalan di SMANCA yaitu Candra Birawadan Padma Pertiwi.", tutur Yosep selaku ketua panitia mengenai makna dibalik HUT ambalan. Dalam HUT ambalan ini tidak mengadakan lomba-lomba, hanya kegiatan pembekalan-pembekalan untuk persiapan survivel dan perayaan HUT ambalan. Namun acara ini berlangsung dengan penuh pengkhidmata. Dibuktikan dengan pernyataan dari ketua panitia Candra Birawa Padma Pertiwi bekerjasama bersatu padu. Maka ambalan ini akan berhasil di hari-hari berikutnya, terutamadalam menghadapi event lomba.
      Nah, itulah sedikit cerita yang mampu kami suguhkan mengenai HUT ambalan SMANCA yang ke-26. Semoga saja dengan bertambahnya usia ambalan, Dewan ambalan beserta seluruh anggota pramuka mampu mengemban tugas dengan baik demi kejayaan pramuka.

Read more...

Tali temali

Minggu, 09 Januari 2011

Simpul delapan
Digunakan untuk menyambung dua tali tidak sama besar. Kelemahannya akan mudah terhambat jika ada tonjolan pada tali.

 








 Fisherman knot (Simpul nelayan)
Digunakan untuk menyambung dua tali sama besar.
















 Figure eight knot
Digunakan untuk mengaitkan tali pada carabiner atau harner secara langsung.



















Water knot (Simpul pita)
Digunakan untuk menyambung dua webbing atau menyambung dua sisi webbing. Juga untuk membuat perpanjangan pengaman anchor (semacam pembuatan runner)












Girth hitch (Simpul jangkar)
Digunakan untuk mengikat tali pada anchor.






Perusik knot (Simpul perusik)










Bow Line (Simpul kambing)
Digunaka untuk mengikat pada benda yang bisa bergerak.














Webbing harness
Webbing adalah kain tenun yang kuat sebagai strip datar atau tabung dari berbagai lebar dan serat sering digunakan sebagai pengganti tali. Nama ini berasal dari anyaman bahan kedap sering digunakan dalam konstruksi, yang menyerupai jaring. [rujukan?] Ini adalah komponen serbaguna yang digunakan dalam pendakian(climbing), slacklining.











Clove hitch (Simpul Pangkal)
Digunakan sebagai awalan dari setiap ikatan.









Highwayman hitch (Simpul lepas)











Butterfly knot (Simpul kupu-kupu) 




Double eight knot
Digunakan untuk mengikat dua anchor pada tali. 









Read more...

Postingan Terbaru

Cool Purple Outer Glow Pointer

Komentar Terbaru

  © Web template by muhlisin 2010

candra birawa - padma pertiwi